Jumat, 14 Juni 2019

FILSAFAT CACI

FILSAFAT CACI

(Ben G.Salus)

[10:24, 5/31/2019] Lexy ARMARJAYA: Pondik

FILSAFAT  PACI

Orang Manggarai adalah  orang yang memiliki cita-cita. Cita-cita itu   umumnya diungkapkan dalam  motto  yang tergambar  dalam paci/pasi/rait. Paci, asal kata dari bahasa Manggarai yaitu Cipa dan Ci. Cipa, berarti menangkis. Ci, berati uji (an). Yang berarti sebuah ekspresi (mengekspresikan diri) dalam exorcisme dari suatu tekanan/pembebasan jiwa dari suatu pergulatan kehidupan. Sementara kata Caci, asal kata dari bahasa Manggarai ci gici ca, yang berarti uji satu persatu, satu lawan satu. Manusia Manggarai memang diciptakan menjadi petarung dan tidak menjadi pengecut.
Paci/pasi/rait,  mengungkapkan  visi kehidupan dalam  mana  orang Manggarai menyatakan  muatan hidup/gambaran kekuatan atau  kualitas  hidupnya yang terungkap secara simbolis  atau metafora. Melalui  Paci/pasi/rait orang Manggarai mengekspresikan cita-citanya. Paci/pasi/rait berciri khas puitik (durit), cenderung dihubungkan dengan suku (uku) dan  kampung halaman (beo). seperti yang tercatat di bawah ini:
Paci  misalnya: 
Pangga Lance Reba Lante, Pangga Pa'ang Ata Ngara Tana ( ben s galus)
 Néra Béang Léhang Tana Bombang Palapa
Cama laki toto rani  nai
Jarot  labok tana
Lalong rombéng  Kéor  kolé
Todo Lolo Bali (Mansyur), Wéwa  néra  ata Wéla (Frans Jelata)
Orang Manggarai adalah  orang yang mengungkapkan kualitas / keberadaan  hidupnya  melalui bahasa  metafora / simbolis melalui  paci.
Paci menjadi cara mengada (mode of being), cara bereksistensi. Kemengadaan orang Manggarai terwujud dalam berbagai bentuk Paci. Pepatah Manggarai mengatakan ”Konem mese neho nian ata (pangkat mese, sekola mese), landing eme toe manga Paci, lebi di'a hia jadi mendi laing".
Paci adalah ungkapan keabadian. Karena dalam Paci tergambar filosofi hidup, cita-cita hidup, visi misi tana (ata) Manggarai.  Karena di tana Manggarai tidak ada yang abadi, kecuali tulisan paci itu sendiri. Kalau Descartes, filsuf Prancis, beraliran Rasionalisme, mengatakan ” Cogitio Ergo Sum”, yang berarti ”aku berpikir maka aku ada”, kita dapat mengubahnya menjadi ”Paci Ergo Sum”, yang berarti ”aku paci maka aku ada”.
Orang Manggarai adalah orang yang mememiliki harapan agar  beraksi  cepat dalam menunaikan sesuatu. Harapan ini diungkapkan dalam goet::  "neka  mejeng hese, neka  ngonde holes:  (jangan lambat berdiri, jangan malas bergerak / menengok / menoleh). Singkatnya Paci adalah sebuah cara untuk menemukan identitas kita sebagai manusia Manggarai.
Salam bahagia, berkak le Morin

(Ben G.Salus)
[10:24, 5/31/2019] Lexy ARMARJAYA: Dari lolek nuca lale
[10:24, 5/31/2019] Lexy ARMARJAYA: Sy suka dengan filosofi kae Engki. Selamat berakhir pekan kae.😀

Sumber:

https://web.whatsapp.com/
KELUARGA WELA