SIAPAKAH PEREMPUAN MANGGARAI ITU?
Perempauan Manggarai adalah wanita pemberani. Lihatlah Bengewuk.Bengewuk berani mengambil resiko. Dia berani menempuh perjalanan jauh dari barat (kolep) ke Timur (Par) demi mendapatkan kembali mahkota yang dicuri oleh burung gagak (Ka). Dalam perjalanannya dia berani mempertaruhkan diri untuk dikawinkan oleh orang yang berhasil mengembalikan mahkota kepalanya kepadanya.
Perempauan Manggarai adalah wanita komitmen (setia) . Lihatlah Bengewuk. Dia setia dengan sumpahnya. Begitu ada orang yang berhasil mengembalikan mahkotanya, dia kawin dengan orang itu. Ternyata Konca Reba Goa yang berhasil mendapatkannya maka ia kawin dengannya meskipun Konta Reba Goa ternyata raja yang ada cacatnya (luka besar / boke).
Perempauan Manggarai adalah wanita konsisten / tidak lupa jati diri. Lihatlah Mamanya Rueng. Dia kembali ke langit setelah menemukan kembali pakaiaan parasutnya.
Perempauan Manggarai adalah wanita percaya diri Lihatlah Nggerang. Dia rela mati karena teguh pada pendirinannya tidak mau menikah dengan siapapun termasuk raja Bima dan Todo.
Perempuan Manggarai: tekun, ulet, kreatif, telaten. Dari tanagan merekalah menghasilkan berbagai anyaman untuk songket, bakul, tikar, bantal, keranjang, mbere.
Perempuan Manggarai adalah penata, pengatur, pembersih: Wina = nawi (bersih) - teringat Bp Gaspar Ngganggu (VMG - JPS 9 -8 - 2014).
Perempuan Manggarai adalah insan creatif (dengka agu dangka nuk). Gesit, cekatan ( JPS, 9-8-2014).
Perempuan Manggarai adalah pemberi semangat, teutama kepada anggota keluarga. Simbol bunyi tambur (genderang) memberikan semangat, terutama bila kaum lelaki pergi berjuang. Tambur dibunyikan saat membaangkitkan semangat jjuang terutama pada masa perang zaman dulu. Wanita Manggarai kayak genderang yang bertalu-talu tanpa henti mengobarkan daya juang keluarga.
Hal sama bunyi gong. Ini simbol panggilan.Terutama di kampung. Bilaada bunyi gong, berarti ada panggilan untuk merapat / bersidang untuk memutuskan / merumuskan sesuatu. Perang perempuan memanggil, memerintah,seperti bunyi gong. "Tolos runi nggong te poto lawa golo te lonto torok kawe molor"
(JPS,25 April 2015)
Perempauan Manggarai adalah insan yang berani, kreatif dalam melakukan percobaan dalam mengolah makanan. Dalam rangka ketahanan pangan perempuan Manggarai berani dan kreatif dalam mengolah apa yang ada, terutama bahan pangan yang ada misalnya keladi (teko), singkong (daeng), jagung, jewawut (mesak /pesi/hocu), jagung (latung) dan beras (dea). Pada musim paceklik, dalam rangka ketahanan pangan, perempuan Manggarai bisa memadukan bahan-bahan di atas sebagai makanan utama. Zaman dulu beras merupakan makanan yang istimmewa dan langka karena persediaannya terbatas. Sawah tak sebanyak sekarang. Karena itu, makanan yang familiar adalah umbi-umbian dan jagung. Dalam rangka untuk membangkitkan gairah makan, perempuan Manggarai berusaha memadukan makanan itu . Nasi olahan berbagai makanan itu disebut nasi campur (hang kabo). Percampuran (kabo) itu bisa berupa beras dengan jagung, beras dengan jewawut, beras dengan singkong, beras dengan pisang, beras dengan keladi. Percampuran beras dengan singkong atau keladi tidak seenak percampuran beras dengan jagung. Anak-anak berusaha menghindari nasi campur singkong atau keladi (hang kabo daeng / teko) karena aroma dan rasanya agak unik. Anak -anak menghendaki nasi murni ( dea li). Namun karena persediaan beras terbatas, maka dalam rangka ketahanan pangan orang perempuan Manggarai melakukan rekayasa sederhana dalam mengolah makanan. Orang Manggarai bisa bertahan hidup dengan proses ini.
JPS, 15 Januari 2019, inspirasi dari status FB Imadia Imadia, 14 Januari 2019 pkl 17:41pm.
Perempauan Manggarai adalah insan yang harus memiliki harga diri, jangan menjadi perempauan murahan yang menjajakan diri secara murah merah, yang hanya bisa pasrah menerima tanpa punya posisi tawar, ibarat keranjang sampah. Terutama dalam hubungan percintaan perem-uan Manggarai diwanti-wanti supaya jangan menjadi seperti tempat sampah, yang selalu terbuka menerima dan menampung.Orang Manggarai selalu menasihati anak permpuan tentang hal ini dalam ungkapan sebagai berikut: Janganlah menjadi keranjang terbuka dan keranjang menerima (Neka jiri beka lenga, roto tong).
JPS, 5 Maret 2019.
Perempauan Manggarai adalah wanita percaya diri Lihatlah Nggerang. Dia rela mati karena teguh pada pendirinannya tidak mau menikah dengan siapapun termasuk raja Bima dan Todo.
Perempuan Manggarai: tekun, ulet, kreatif, telaten. Dari tanagan merekalah menghasilkan berbagai anyaman untuk songket, bakul, tikar, bantal, keranjang, mbere.
Perempuan Manggarai adalah penata, pengatur, pembersih: Wina = nawi (bersih) - teringat Bp Gaspar Ngganggu (VMG - JPS 9 -8 - 2014).
Perempuan Manggarai adalah insan creatif (dengka agu dangka nuk). Gesit, cekatan ( JPS, 9-8-2014).
Perempuan Manggarai adalah pemberi semangat, teutama kepada anggota keluarga. Simbol bunyi tambur (genderang) memberikan semangat, terutama bila kaum lelaki pergi berjuang. Tambur dibunyikan saat membaangkitkan semangat jjuang terutama pada masa perang zaman dulu. Wanita Manggarai kayak genderang yang bertalu-talu tanpa henti mengobarkan daya juang keluarga.
Hal sama bunyi gong. Ini simbol panggilan.Terutama di kampung. Bilaada bunyi gong, berarti ada panggilan untuk merapat / bersidang untuk memutuskan / merumuskan sesuatu. Perang perempuan memanggil, memerintah,seperti bunyi gong. "Tolos runi nggong te poto lawa golo te lonto torok kawe molor"
(JPS,25 April 2015)
Perempauan Manggarai adalah insan yang berani, kreatif dalam melakukan percobaan dalam mengolah makanan. Dalam rangka ketahanan pangan perempuan Manggarai berani dan kreatif dalam mengolah apa yang ada, terutama bahan pangan yang ada misalnya keladi (teko), singkong (daeng), jagung, jewawut (mesak /pesi/hocu), jagung (latung) dan beras (dea). Pada musim paceklik, dalam rangka ketahanan pangan, perempuan Manggarai bisa memadukan bahan-bahan di atas sebagai makanan utama. Zaman dulu beras merupakan makanan yang istimmewa dan langka karena persediaannya terbatas. Sawah tak sebanyak sekarang. Karena itu, makanan yang familiar adalah umbi-umbian dan jagung. Dalam rangka untuk membangkitkan gairah makan, perempuan Manggarai berusaha memadukan makanan itu . Nasi olahan berbagai makanan itu disebut nasi campur (hang kabo). Percampuran (kabo) itu bisa berupa beras dengan jagung, beras dengan jewawut, beras dengan singkong, beras dengan pisang, beras dengan keladi. Percampuran beras dengan singkong atau keladi tidak seenak percampuran beras dengan jagung. Anak-anak berusaha menghindari nasi campur singkong atau keladi (hang kabo daeng / teko) karena aroma dan rasanya agak unik. Anak -anak menghendaki nasi murni ( dea li). Namun karena persediaan beras terbatas, maka dalam rangka ketahanan pangan orang perempuan Manggarai melakukan rekayasa sederhana dalam mengolah makanan. Orang Manggarai bisa bertahan hidup dengan proses ini.
JPS, 15 Januari 2019, inspirasi dari status FB Imadia Imadia, 14 Januari 2019 pkl 17:41pm.
Perempauan Manggarai adalah insan yang harus memiliki harga diri, jangan menjadi perempauan murahan yang menjajakan diri secara murah merah, yang hanya bisa pasrah menerima tanpa punya posisi tawar, ibarat keranjang sampah. Terutama dalam hubungan percintaan perem-uan Manggarai diwanti-wanti supaya jangan menjadi seperti tempat sampah, yang selalu terbuka menerima dan menampung.Orang Manggarai selalu menasihati anak permpuan tentang hal ini dalam ungkapan sebagai berikut: Janganlah menjadi keranjang terbuka dan keranjang menerima (Neka jiri beka lenga, roto tong).
JPS, 5 Maret 2019.
****
Dalam aseroris perempuan Manggarai, salah satunya adalah balibelo. Balibelo merupakan manik hiasan yang lililitkan di kepala perempuan pada saat tertentu, terutama pada saat pesta. . Balibelo merupakan simbol tangkai dan buah padi yang bernas. Padi merupakan makanan pokok bagi orang Manggarai. Maka menjadi perempuan Manggarai artinya harus mampu menghidupkan diri sendiri dan orang lain. Selain itu, hidup itu harus berbuah, menghasilkan. Lebih dari itu, hidup yang berbuah harus disertai semangat kerendahan hati. Selain itu, sebagaimana pagi, pada awalnya menengadah ke angkasa lalu ketika berbuah menatap ke tanah. Hidup manusia merupakan ziarah menuju angkasa melalui pijakan bumi. menhadap ke angkasa dan menatap tanah merupakan jalan hidup hidup spirual yang tetap berpijak pada bumi (tanah). Hidup kita akan kembali tanah, maka tetaplah realistis. Dari tanah kita menatap angkasa, Tuhan Yang Maha Kuasa. Berikut gambar Balibelo
Sumber gambar: https://www.youtube.com/watch?v=YBVz-aKisYo
JPS, 13 Januari 2023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar