Minggu, 05 Januari 2014

SOCRATES DAN ORANG MANGGARAI

SOCRATES DAN ORANG MANGGARAI

Socrates  adalah  filsuf  Yunani  yang  mengajarkan  pentingnya  refleksi. Refleksi  merupakan   kegiatan merenungi, menanyai, menguji  diri  sejauh  mana  diri saya  benar, baik, bijaksana, luhur. Socreates  mengajarkan orang  untuk  mengetahui  dirinya  sendiri. Socrates  berkata: Kenalilah  dirimu (Gnoti Seauton).

Metode  Filsafat Socrates
Dalam  mengajar  Filsafat, Socrates menggunakan  metode  Elenchus (penyangkalan). Bagaimana penerapan praktis metode  ini?

Socrates  dan  orang  Manggarai.

Socrates  mengajarkan orang  untuk  berefleksi, melihat ke  dalam  diri.

Orang manggarai mengajarkan  hal  yang  sama. Ini  tampak  dalam  beberapa  ajarannya, misalnya dalam  gaya  atau cotak tutut bahasa Manggarai, yang   merangsang  orang untuk berpikir dalam  menjawabi suatu pertanyaan. Corak tutur bahasa yang  demikian  dinamakan  bundu (majas/ kiasan) . Beberapa bundu itu misalnya 
1. Ninik riti  run  hi  empo , apa hitu? (harafiah: si leluhur   melihat pantatnya  sendiri, apa itu?). Arti yang  sebenarnya: Ini  bahasa analogi yang  menggambarkan  manusia yang  muncul dari  bambu. Bambu memiliki  keharusan sejarah untuk tunduk bila telah   mencapai  usia tertentu. Ini  sesungguhnya  sama  seperti Socrates, ajakan  untuk  merefleksi, kembali  ke  dalam  diri.
2. Neka ngong ata lombong lala, kali ru lombong muku ( Jangan mengatatakan orang pucuk lala, padahal diri sendiri pucuk pisang. Jangan mengatakan orang buruk padahal  diri sendiri lebih buruk).  Ungpan ini mengajarkan, sebelum menilai orang lain, nilailah diri sendiri  dulu , jangan-jangan diri saya sendiri  lebih buruk darupada orang lain.  Orang kadang tidak jujur dalam menilai kapasitas dirinya.   (No. 2, ditulis di JPS, 29 Juli 2025). 




(JPS 20 Feb. 2014).,  (No. 2, ditulis di JPS, 29 Juli 2025). 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar