Jumat, 03 Januari 2014

ANAXIMENES dan aplikasinya dalam Kosmologi Manggarai




    1.     UDARA  - Anaximenes – Empedocles
Udara  merupakan unsur  penting  bagi kehidupan  manusia. Ada  beberapa  kisah orang Manggarai yang  berkaitan dengan  udara:
1.      Angin  (udara)  amat  dibutuhkan  manusia, termasuk   orang  Manggarai di segala  zaman  untuk  bernafas. Tiada  udara  tiada  kehidupan.
2.      Nggerang:  serangan  raja  Bima  ke   Ndoso -  rewung taki  tana – dikira   ombak dasyat  (bombang  bakok)  yang  menghancurkan   kampong  Ndoso. Orang  Ndoso  paka  takut pada   serangan Bima. Mereka  mendesar  Nggerang agar  menyerah. Dengan  bantuan  dukun  mereka  berhasil   menaklukkan  Nggerang.  Nggereang  berhasil  ditangkap  dengan  bantuan  dukun. Ia  dibunuh  lalu  kulitnya  dibuatkan  gendang.Gendang  itu  disebut  Gendang  loke  Nggerang. Bima berhasil menguasai udara (awan)  maka  Bima menang  atas  Ndoso. Ndoso  gagal  hingga  mengorbankan  Nggerang  karena  tak  bisa  menangkal  serangan  udara  (awan) Bima.
3.      Udara= angin = roh. Ketika perang  Todo  vs  Cibal  meletus  di Weol – Cancar – Rahong,  orang  Todo  menggunakan  strategi  udara. Kirimlah   awan putih  tebal  menutupi   Cancar – Sunga  Nus  hingga Cancar.  Orang  Todo  berpura –pura  menyerah, kalah  perang. Mereka  menghadiahkan  Cibal  seorang  perempuan  cantik dalam  pelana  kuda perang. Di belakang utusan itu  kabut  tebal  menyapu  Cancar – Sunga  Nus – Golo  Nawang.  Ternyata   awan putih ini menyembunyikan  prajurit perang  Todo. Pasukan perang  Cibal tertipu. Mereka  kira Todo menyerah benaran. Ternyata  hanya akal-akalan. Ketika Cibal lengah.Pasukan yang  ditutup awan putih menyerbu  benteng  Weol, Cancar. Cibal kelagapan. Benteng  kokoh Cibal  di  Weol – Cancar dalam  sekejap jatuh ke  tangan  pasukan  Todo. Todo  menang perang  karena  tahu ilmu  udara (angin =  awan).
4.      Para  nelayan  tradisional  di  Manggarai mengandalkan  udara / angin  untuk  menggerakan  perahu  mereka  saat  berlayar mencari  nafkah  atau  bepergian k e  suatu  tempat.
5.      Dalam  praktek  perdukunan, orang  Manggarai   mendaraskan  mantra – melalui  angin , meniup  angina pada  obyek – air, atau  materi  padat,  -  untuk  melancarkan  aksi  kepada  seseorang. Aksi  itu  bisa  berupa  kegiatan  positif (penyembuhan)  maupun  kegiatan  negatif  ( sihir  yang  membuat  orang  merintih kesakitan).
6.      Arah  angin  menentukan  juga  irama  kehidupan  masyarakat  Manggarai  yang   mayoritas petani. Arah  angin   menciptakan  musim: musim  hujan untuk  menanam  dan  musim  kemarau  untuk  memanen dan  melakukan  kegiatan-kegiatan komunal  misalnya  perkawinan.  Angin/  udara  merupakan  salah  satu unsur  penting  bagi kehidupan  Manggarai.  Bukan hanya  pada  dunia  pertanian dan  pelayaran,  angina  dibutuhkan saat  menggerakkan  transportasi, baik  udara  mapupun  darat. Tanpa   angin,  pesawat  dan  kendaraan    bermotor  tidak  bisa  dijalankan  dengan  baik.
7.      Angin (udara)  dibutuhkan  oleh  tukang  jampi  untuk menghalau  hujan  pada  saat  tertentu (pesta , dll). Angin  juga  bisa  mengganggu  kesehatan  manusia, misalnya  orang  yang  kemasukan  angin  sehingga  menyebabkan  sakit.
8.      Angin  bisa mencelakakan manusia. Apakah  ain  itu  datangnya  dari  kekuatan  alam  maupun   angin  jadi –jadian. Angin yang  datang  dari alam misalnya badai (buru warat). Angin jadi-jadian misalnya  angina jahat  yang dikendalikan     pesihir, berupa  buru  katu” (angin  kiriman)  atau  buru  benta (angin  yang  didatangkan). Buru  katu (angin  kiriman)  atau  buru  benta  bisa  berupa angina  puting  beliung (buru pote)
9.       Rewung  Ngoel (Awan tipis) . Rewung  Ngoel  merupakan istri  Masyur, pengasal suku  Todo. Rewung Ngoel berasal dari Desu. Rewung  Ngoel turut memberikan  ispirasi  Masyur  untuk   melahirkan  uku  Todo  dengan  falsafah  hidup  yang  mereka  wariskan.
10. Rewung  Ngoel  dan Roko  Molas Poso (Poco).  Ritual Roko  molas  Poco  merupakan  acara  adat  saat  mengambil  kayu  utama untuk dijadikan pilar  pokok  (untuk  membangun  rumah  adat / Gendang).  Kayu  itu  diambil  di hutan. Sebelum mengambilnya  diadakan upacara  adat. Acara  ini  ibarat  mempersunting  putri  gunung ( molas  poco (poso)) untuk dinikahkan  dengan  pangeran (kraeng)  yakni  beo  (kampung). Saat  mengantar ke  kampung,  warga  kampung  mengarak -arakkannya  sambilmenyanyikan  lagu "Kole  le  o  rewung  kole  le, o  roko  molas  poso (poco) kole   le). Rewung  merupakan pengasal molas   poso (poco). Penghormatan terhadap  gunung  sangat  penting  karena   gunung  pengasal  perempuan / kehidupan (air, kayu, bahan  makanan:  daging binatang, sayur-sayuran, buah-buahan, dll).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar